Writer’s Block, Stuck, atau Malas?

Ada yang pernah merasakan apa yang tertulis di judul post kali ini? Writer’s Block? Stuck? Malas? Sebagai penulis amatir slash pemula, saya ingin beropini atau mungkin lebih bermaksud sharing pada pembaca blog tentang situasi di mana kita penulis terpaksa berhenti dari kegiatan menulis. Entah itu sementara atau beberapa hari lamanya. Base on situations. Ingat post ini tidak bermaksud menggurui, hanya sekadar berbagi apa yang saya dapat.

Pertama yang harus saya katakan adalah Writer’s Block hanya mitos. Kenapa ditulis di judul kalau begitu? Oh, come on, siapa di sini yang menggunakan writer’s block sebagai alasan semata?

Contoh deh, lagi ada lomba cerpen tingkat nasional. Kalian pengen ikut nih, udah niat banget pas lihat informasi lomba atau poster lomba. Pas lagi nulis, enggak ada yang ditulis and mereka bilang, “Aduh kena writer’s block nih.” Ada? Ohh Ada, hal semacam ini ada. Bahkan sering ditemukan.

So, menurut saya “Writer’s Block” ini hanya sebuah alasan yang membuat orang percaya bahwa mereka sedang dapat situasi writer’s block.

Lalu, apa yang harus dilabelkan atas situasi di atas? Hmm, coba kalian pikir gini. Kalian punya tugas, apapun itu entah tugas kantor, sekolah, rumah, dan lain sebagainya. Lalu kalian enggak mengerjakan tugas-tugas itu dan mereka bilang, ” Ada urusan penting jadi enggak kerjain tugas.” Padahal enggak tahu urusan penting itu apa, just saying it to make a reason. What’s we called it? Mencari alasan lain untuk tidak mengerjakan tugas? Mungkin bisa kita jelaskan dengan satu kata. MALAS. Bisa? Bisa? Oh bisa jadi, bisa jadi!

Situasi seperti itu bisa dikategorikan sebagai malas. Mereka tak mau mencoba memulai untuk menulis walau itu hanya satu paragraf. Malas untuk tidak mengembangkan kreativitas yang ada pada diri mereka. Bukan malas untuk menulis, saya yakin semua orang bisa untuk menulis. Malas atau tidaknya dilihat dari mengembangkan kreativitas tersebut dan kemauan.

Lalu bagaimana kalau situasinya kita sudah mulai mencoba untuk menulis beberapa paragraf dan terhenti di tengah jalan, tidak dapat melanjutkan tulisannya sama sekali. Writer’s Block? Stuck? Oh no, itu hanya kekurangan ide untuk mengolah kata. Kekurangan ide untuk tulisan.

Banyak juga yang menggunakan kata stuck untuk situasi tersebut. Yang sebenarnya terjadi cuma kekurangan ide untuk menulis. Kalau dibilang stuck gak juga, karena apa? Begini, pernah enggak merasakan pas nulis lalu terhenti di tengah jalan tapi pikiran kita langsung bereaksi pada tulisan kita? Sebenarnya kita itu ingin melanjutkan tulisan yang terhenti itu tapi kita kekurangan ide untuk mengolah kata plus kita malas atau jenuh di depan layar. That’s it. Itu yang saya alami beberapa kali. Stuck itu kalau memang sudah enggak ada jalan lagi, jalan buntu. That’s stuck.

Bukan stuck, bukan writer’s block. BUKAN.

Bagaimana mengatasi hal-hal semacam itu? Banyak juga loh dari kita yang mengalami situasi tersebut hingga berminggu-minggu lamanya, bahkan saya pribadi pernah mengalami hal-hal tersebut.

Sederhana saja.

Pertama dimulai dari membaca. Oh baca apa saja. Entah itu komik, novel, bahkan artikel berita. Dari sana kita dirangsang untuk mengembangkan kreativitas kita dan rasanya ingin cepat-cepat menulis lagi. Ada yang pernah merasakan hal semacam itu?

Kedua, makan dan minum. Oh siapa sangka kedua aktivitas rutin ini membantu kita untuk dapat menulis? Dari makan dan minum tubuh kita mempunyai asupan untuk dapat bertahan lama di depan layar komputer. Jelas bahwa kedua hal ini diperlukan untuk me-refresh sejenak kerja otak dan tubuh. Jika sudah fresh wah ide bisa muncul di mana saja yang mereka suka.

Ketiga, mandi. Mandi? Oh ini untuk sebagian orang yang merasa bahwa mandi dapat me-refresh pikiran kita dan tubuh. Enggak salah untuk dicoba.

Keempat, keluar rumah. Di luar rumah kita banyak sekali kejadian-kejadian yang mungkin dapat menjadi sumber ide kita. Jadi keluar lah dari rumah kalian, pergi ke mana saja yang kalian suka atau yang belum kalian kunjungi. Cari apa yang menarik untuk kalian.

Kelima, menonton. Wah siapa yang enggak suka nonton, entah itu sekadar menonton video klip sebuah lagu hingga drama dan juga berita. Hal ini juga dapat mengistirahatkan sejenak otak kita yang selama tadi kita pakai untuk menulis dan juga sumber ide dan inspirasi.

Keenam, cari caramu sendiri. Wow, cobalah untuk bereksperimen untuk mencari idemu sendiri, mengistirahatkan otakmu sendiri. Entah itu tidur, olahraga, mendengarkan musik, bahkan menari dan memasak. Buatlah hal senyaman mungkin untuk diri kalian karena setiap orang berbeda-beda mengatasinya.

Jadi dalam menulis itu enggak ada yang namanya writer’s block atau stuck. Kita hanya kekurangan ide dalam menulis, malas untuk memulai, bahkan takut untuk mulai menulis. Terganggu oleh pikiran-pikiran negatif seperti, “Aduh tulisan gue enggak bagus nih, pasti enggak ada yang mau baca.”, “Gue takut tulisannya jelek nih.”, dan sebagainya.

Itu semua wajar saja, hampir semua penulis mungkin mengalami itu semua dan gak ada yang salah untuk itu. Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana kita mengatasi itu semua? Itu yang harus kalian jawab dan temukan caranya sendiri.

Hal yang terpenting adalah jangan pernah takut untuk mulai menulis, jangan juga minder dengan tulisannya. Wajar saja kalau tulisan kita jelek, kita masih bisa mengeditnya kok. Jangan takut akan hal itu dan itu gunanya editing. Cari cara kalian sendiri untuk mengatasi situasi-situasi yang sudah dipaparkan atau situasi yang lain. There are many ways.

Keep Writing!